Surabaya (prapanca.id) – Berawal dari jadi muse atau model di sebuah kelas make up usai lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Stephany Hildegard Yuandesta pun berkeinginan kuat untuk mendalami dunia model.
“Waktu itu Mei 2019, gak mengira juga akan dibayar dan nominalnya lumayan bagi aku yang baru lulus SMA,” ujar Fanny, panggilannya akrab alumni Stikosa AWS angkatan 2019 yang kini juga aktif memperkenalkan diri dan menawarkan jasa sebagai muse ke make up artis (MUA).
“Tapi memang sebenernya ada ketertarikan jadi model sejak sekolah. Tapi waktu itu masih gak yakin, aku merasa gak sesuai standar model lah. Lalu setelah dicoba, kok berjalan akhirnya lanjut sampai sekarang,” ucapnya sembari tertawa.
Hingga di tahun 2022, Fanny semakin memantapkan karirnya sebagai model profesional, dengan ikut bergabung ke sebuah management dan telah 2 kali mengikuti lomba modeling.
“Moment berkesan sih banyak. Salah satunya diajak kerjasama dengan brand-brand ternama di Indonesia yang sebagian besar brand produk rambut, karena aku punya rambut keriting,” jelas perempuan 22 tahun ini.
Selain itu, alumni jurusan Public Relation (PR) ini juga mengaku senang bila bertemu orang baru di setiap projectnya. Karena baginya menambah relasi adalah kegiatan yang tak membosankan.
“Makanya aku milih peminatan PR, karena ilmunya pasti akan berdampak dan relevan dengan profesi yang aku jalani sekarang, yaitu membangun relasi dengan banyak orang,” ungkapnya.
Walau begitu, Fanny masih memiliki cita-cita segudang dibalik profesi modelnya saat ini. Seperti banyak mendapat tawaran model dari agensi-agensi di Jakarta.
“Sama dalam bisnis ku sekarang, aku ingin ekspansi makin luas, omset meningkat, punya tim yang solid dan bantu rekan kerjaku untuk mencapai impiannya juga,” harapnya.
Di akhir wawancara, ia menyebut jika dirinya tengah melakukan perencanaan untuk mendirikan bisnis lagi di bidang beauty agency. (jel)