Surabaya (prapanca.id) – Satpol PP Surabaya bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Regional Jawa Timur menggelar pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) di Gedung Sawunggaling, Rabu (20/11/2024).
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan personel Satpol PP dalam memberikan pertolongan pertama, khususnya pada kasus henti jantung.
Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Satpol PP Surabaya, Dwi Hargianto, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan langkah preventif untuk mempersiapkan personel menghadapi situasi kegawatdaruratan.
“Petugas kami tidak hanya menjaga ketertiban umum, tetapi juga membantu kondisi darurat sebagai bagian dari Tim Gerak Cepat (TGC) di posko terpadu di setiap wilayah,” ungkapnya.
Dwi menambahkan, pelatihan ini membekali personel dengan pengetahuan untuk menangani kasus henti jantung atau henti napas yang mungkin mereka temui saat bertugas.
Ia berharap personel dapat lebih sigap dan terampil dalam memberikan pertolongan pertama di lapangan.
Menurut Koordinator Pelaksana Harian Pusat Krisis Kesehatan Regional Jawa Timur, dr. Ninis Herlina Kiranasari, Bantuan Hidup Dasar adalah keterampilan vital untuk menghadapi situasi darurat yang mengancam nyawa, seperti henti jantung, henti napas, atau kecelakaan lalu lintas.
“Situasi darurat bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan menyerang siapa saja. Dengan pelatihan ini, personel Satpol PP dapat memberikan respons yang cepat dan efektif,” jelasnya.
Materi Pelatihan BHD
Materi pelatihan yang diberikan meliputi:
- Identifikasi keadaan henti jantung
- Aktivasi sistem tanggap darurat
- Teknik kompresi dada (pijatan jantung luar)
- Pengendalian jalan napas
- Evaluasi pasien
- Penggunaan Defibrillator
- Prinsip Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kemampuan Satpol PP, tetapi juga akan diperluas secara masif kepada masyarakat Surabaya.
“Tujuannya agar masyarakat awam juga mampu memberikan pertolongan pertama pada kasus henti jantung,” pungkas dr. Ninis. (sas)