Jakarta (prapanca.id) – Beberapa catatan menarik terkuak dalam diskusi dan pertemuan silaturahmi Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Laksamana TNI (Purn) Sumardjono berserta tim dengan Dirjen Penguatan Daya Saing Produksi Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo di Hotel Lorin Sentul, 16/8/2024 lalu.
Saat membuka acara Sumardjono mengatakan, pertemuan ini merupakan awalan baru bagi HNSI dan KKP dalam bekerjasama membina dan membangun masyarakat nelayan Indonesia di masa mendatang. Eks Kepala Staf TNI Angkatan Laut ini menambahkan sudah membuat rencana kerjasama dengan Panglima Koarmada RI Laksdya TNI Dr. Denih Hendrata untuk membuat program “Gemar Makan Ikan”, dan program “Membangun Kampung Bahari Nusantara” di setiap perkampungan nelayan di Indonesia.
Selanjutnya Sumardjono menyampaikan kegiatan yang sudah dilaksanakannya sejak dilantik sebagai Ketum HNSI pada tanggal 20 Desember 2023 melaksanakan kunjungan ke beberapa daerah untuk melihat kondisi nyata masyarakat nelayan sekaligus mengumpulkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh para nelayan di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut Budi Sulistyo mengungkapkan daya saing produksi perikanan Indonesia masih rendah. Rata rata hanya berkisar 30% dari produksi ikan yang berkualitas dan dapat diekspor ke luar negeri. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari alat tangkap, penyimpanan, transportasi sampai dengan penanganannya.
Hal senada juga diungkap Jhony, ketua tim kerja Pemetaan dan Akses pasar dalam negeri, Direktorat Pemasaran yang mendampingi Budi Sulistyo. Salah satu contoh ketika ikan tertangkap jaring dimana insangnya terjepit oleh jaring dalam waktu yang cukup lama dan jaring tidak segera diangkat dari dalam laut akan menyebabkan kerusakan pada ikan.
“Demikian juga hampir semua kapal ikan menyimpan tambahan bahan bakar solar di dalam palkah tempat penyimpanan ikan, hal ini akan menyebabkan kerusakan pada saat penyimpanan ikan,” imbuhnya.
Menurut Jhonny, KKP memerlukan HNSI sebagai partner kerja yang strategis untuk membantu KKP dalam mengedukasi masyarakat nelayan sampai dengan mereka mendapatkan Sertifikasi.
Di akhir diskusi Budi Sulistyo menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung program pemerintah yang akan mengadakan program makanan bergizi bagi masyarakat, HNSI akan memiliki peranan yang besar dalam mendukung program tersebut. HNSI adalah Partner Kerja yang Strategis bagi KKP dalam membina dan membangun masyarakat nelayan Indonesia.
“Karena sumber protein yang murah dan terjangkau untuk dibeli hanya ikan dan telur, oleh karena itu saat ini HNSI harus mulai menyusun rencana strategi dalam upaya memberdayakan masyarakat nelayan untuk terlibat dalam mendukung program makanan bergizi tersebut,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut Tinton Suprapto selaku Ketua Dewan Pengawas HNSI berharap agar HNSI menjadi organisasi yang dapat mengayomi masyarakat nelayan di Indonesia, dan dapat bekerja secara nyata sesuai dengan fungsinya. Mantan pembalab nasional ini juga dikenal sebagai pemilik Hotel Lorin yang lokasinya berada di samping Sirkuit Sentul.
Diakhir pertemuan Tinton Soeprapto memberikan tanda mata kepada Budi Sulistiyo berupa Jaket Yayasan Pembela Tanah Air (YAPETA) dan buku yang berisi cerita sejarah perjalanan hidupnya. (sas)