Close Menu
prapanca.idprapanca.id
    Facebook X (Twitter) Instagram
    prapanca.idprapanca.id
    Facebook X (Twitter) Instagram
    • Beranda
    • News
      1. Budaya
      2. Ekonomi Bisnis
      3. Politik
      4. Gaya Hidup
      5. Hiburan
      6. Tips
      7. View All

      Tanzih yang Tulus dari Penyair Tawadu’

      1 Juni 2025

      Peringatan Tiga Tahun Gamelan Diakui Unesco

      18 Desember 2024

      The Secret of Archipelago, Pameran Karya Seni Lukis Kontemporer dan Artefak Usia Ratusan Tahun

      26 September 2024

      Tari Remo Rasa Zorro, Besutan Edgar Freire dari Ekuador

      21 September 2024

      Pertamina Hulu Mahakam Mulai Pengeboran Strategis 2025 dengan Tajak Sumur di Platform Bekapai

      29 April 2025

      WSBP Selesaikan Suplai Readymix untuk Rekonstruksi Jembatan Palu IV

      24 Maret 2025

      Tingkat Literasi Ekonomi Syariah di Indonesia Masih Rendah, OJK Targetkan 200 Ribu Investor Saham Syariah pada 2025

      15 Maret 2025

      RS Sheila Medika Utamakan Kenyamanan Pasien dengan Layanan Prima dan Terjangkau

      7 Januari 2025

      Presiden Prabowo Subianto Umumkan Kabinet Merah Putih untuk Periode 2024-2029

      21 Oktober 2024

      Pimpinan DPRD Kota Surabaya 2024-2029 Resmi Ditetapkan dalam Rapat Paripurna

      9 Oktober 2024

      KPU Surabaya Tetapkan 2,2 Juta Pemilih, Targetkan Partisipasi 75 Persen di Pilkada 2024

      3 Oktober 2024

      Pangdam V/Brawijaya Ajak Semua Pihak Jaga Ketertiban Jelang Pemilukada Serentak di Jatim

      25 September 2024

      Huawei Watch Fit 4 Series: Jam Pintar dengan Desain Tipis, Fitur Pro untuk Pecinta Olahraga

      16 Mei 2025

      Mengenal Gangguan Jantung, Ini Cara Sederhana untuk Menghindari

      21 November 2024

      Tersembunyi Namun Memikat, Ini Tiga Rekomendasi Kafe Hidden Gems di Surabaya Timur

      29 Mei 2024

      Merk Sepatu Lokal yang Mendunia, Mana yang Kamu Punya

      24 Mei 2024

      Jin BTS Bakal Gandeng Tom Cruise dalam Acara YouTube Run Jin

      13 Mei 2025

      Cuek di Dekat Mingyu SEVENTEEN, Shenina Cinnamon Langsung Trending di Twitter

      15 Maret 2024

      Akhirnya Kartolo dan Ning Tini Main Film Komedi Suroboyo-an

      16 Februari 2024

      Musik K-Pop yang Masih Mengakar Kuat di Indonesia

      23 Januari 2024

      Tips Memotret di Kawasan Bersejarah, Mengabadikan Keindahan Masa Lalu

      30 Maret 2024

      Anak Kost Wajib Baca, Ini Hal Penting yang Harus Dilakukan Sebelum Mudik Lebaran

      26 Maret 2024

      Mengenal Hak Cipta dan Syarat Penggunaan Foto dari Internet, Waspadai Detail Aturannya

      21 Februari 2024

      Memperkuat Entrepreneurship, Ini Panduan untuk Memulai Usaha Sendiri

      18 Februari 2024

      Pemerintah Tegaskan Komitmen Dukung Industri Media dan PIP di Era Disrupsi Digital

      15 Juni 2025

      Pertamina Luncurkan Tampilan Baru Website Resmi: Lebih Cerah, Informatif, dan Ramah Pengguna

      15 Juni 2025

      Polda Papua Barat Jalin Sinergi dengan TVRI, Perkuat Informasi Positif dan Edukatif ke Publik

      14 Juni 2025

      Tingkatkan Keselamatan, KAI Divre IV Tanjungkarang Tutup 19 Perlintasan Liar

      14 Juni 2025
    • Olahraga
    • Opini
    • Tentang Kami
      • Video Edukasi
      • Alumni
      • Kontak
    • E-Learning
    • Network
      • Indonesia Images
      • CafeKomputer
      • Eastjava Traveler
    • Arsip
    prapanca.idprapanca.id
    Budaya

    Mendorong Jalur Rempah Menjadi Warisan Budaya Dunia

    Sasetya Wilutama22 Desember 2023
    Mendorong Jalur Rempah Menjadi Warisan Budaya Dunia
    Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, kanan, bersama peserta Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah di Makara Art Center Universitas Indonesia, Kamis (21/12). Prapanca.id/ Kemendikbud

    Jakarta (prapanca.id) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan Susur Kultur dengan tema “Kembara Rempah Nusantara” di Makara Art Center Universitas Indonesia, Kamis (21/12).

    Susur Kultur adalah ruang publikasi hasil kegiatan residensi Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah yang telah dilaksanakan di Qatar dan India, menghadirkan pesan dari perjalanan rempah Nusantara di luas bentang dunia. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi masyarakat untuk menyusuri jejak sejarah rempah nusantara baik di dalam maupun luar wilayah Indonesia. Terlebih lagi, kegiatan ini adalah upaya Kemendikbudristek mendorong Jalur Rempah Nusantara menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

    Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan, mengungkapkan bahwa Susur Kultur menjadi forum untuk memaparkan hasil penelitian ke publik serta ruang berdiskusi dan bertukar pandangan untuk memperkaya hasil temuan di lapangan. Melalui kegiatan ini publik lebih sadar terhadap potensi Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia serta minat masyarakat untuk melakukan penelitian terkait Jalur Rempah semakin meningkat.

    Penelusuran jejak Jalur Rempah berupa Cagar Budaya sudah dilakukan sejak tahun 2020 hingga 2023 di 67 kabupaten/kota pada 32 provinsi di Indonesia lewat program Muhibah Budaya Jalur Rempah yang melibatkan 149 pemuda-pemudi terpilih dari 34 provinsi di Indonesia yang disebut Laskar Rempah.

    Bekerja sama dengan TNI AL, Muhibah Budaya Jalur Rempah dimulai dari 1 Juni 2022 dan berakhir pada 2 Juli 2022 dengan mengarungi lintas samudra menggunakan kapal KRI Dewaruci menyusuri enam titik Jalur Rempah: Surabaya, Makassar, Baubau-Buton, Ternate-Tidore, Banda, dan Kupang.

    Mereka menjelajahi kearifan lokal di setiap titik singgah, dari seni, kuliner, ramuan, kriya, fesyen, sampai sejarah. Hasilnya, sebanyak 150 Cagar Budaya yang diduga berkaitan dengan Jalur Rempah berhasil diidentifikasi. Keenam kota ini dipilih sebagai representasi kota endemik rempah, seperti cengkeh, pala, dan cendana. Selain itu, titik Surabaya dan Makassar meski bukan merupakan kota penghasil rempah, merupakan pusat perdagangan maritim dan menjadi penghubung antar pelabuhan.

    Jalur Rempah

    Ribuan tahun silam, rempah Nusantara menjadi pintu gerbang yang membawa kesenian, keyakinan, bahasa, tradisi, dan melahirkan begitu banyak akulturasi budaya yang terjadi hari ini. Aroma rempah mendasari para penjelajah dari penjuru dunia melakukan jelajah bahari untuk menemukan pulau rempah di Nusantara, yang kemudian membentuk Jalur Rempah.

    Rempah pada awalnya diperdagangkan melalui jalur laut yang telah terjalin sejak ribuan tahun (milenium) dan berjaya jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa. Para pedagang dan pelaut di masa itu bergantung pada musim untuk menentukan arah angin. Mereka harus menunggu berbulan-bulan dan tidak sedikit dari mereka perlu mencari atau membangun tempat tinggal, termasuk pertemuan budaya melalui perkawinan.

    Pertemuan budaya ini menjadi semakin intens dan berulang, kemudian pertemuan terjadi antara individu-ke-individu (people-to-people). Pola tingkah laku, adat kebiasaan, bahasa, kepercayaan, mulai saling mengenal satu dengan yang lainnya yang terjadi selama puluhan hingga ratusan tahun. Pola interaksi ini kemudian membentuk hubungan antarkebudayaan. Jalur niaga ini kemudian berkembang dan berubah menjadi jalur budaya.

    Pada masa abad ke-8, penjelajahan orang-orang Nusantara mencapai prestasi terbesarnya. Sebab, hampir semua komoditas rempah-rempah dari Asia ditemukan di Jawa. Selain itu, Junus Satrio Atmojo dalam webinar bertajuk “Teknologi dan Transportasi Jalur Rempah” (2021) menekankan bahwa kemampuan orang Portugis dalam membuat peta tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pelaut Nusantara, khususnya orang Melayu dan Jawa.

    “Pada abad ke-16, peta sudah dibuat, dan yang membuat pertama kali adalah orang Portugis. Pertanyaannya, dari mana mereka bisa membuat peta Jawa, Sumatra, Kalimantan. Ternyata dari orang-orang Melayu dan dari orang-orang Jawa. Orang-orang Jawa itu sudah sangat pandai membuat peta, dari situlah mereka belajar,“ ujar Junus.

    Kejayaan peradaban maritim Nusantara juga tercermin dari Makassar yang membentuk syahbandar sebagai pusat perdagangan rempah dan berfokus pada maritim di era Raja Gowa pada abad ke-9. Hal inilah yang menjadi titik pijak kebangkitan orang-orang Makassar dalam percaturan jalur perdagangan. Pada masa itu, karena diperlukan sistem pencatatan, diciptakan Aksara Lontara untuk kebutuhan mencatat aktivitas lalu lalang kapal dan perdagangan di bandar-bandar Makassar, serta dibentuknya suatu hukum laut dan undang-undang laut yang disebut Amanna Gappa.

    Demikian juga masyarakat Buton memiliki tradisi maritim dan migrasi yang hingga kini menjadi kekuatan budaya. Menurut Tasrifin Tahara dalam Jurnal Nusantara Vol. 04 November 2016, terdapat tradisi penting migrasi orang-orang Buton ke Maluku dan dinilai menjadi kekuatan jiwa orang Buton sebagai pengarung samudra. Tradisi ini mengukuhkan bahwa orang Buton, seperti halnya orang Bajo, Bugis, Mandar, dan Madura, yang juga merupakan suku bangsa bahari Indonesia (Horridge, 1986).

    Mereka melakukan pelayaran dari satu pulau ke pulau lainnya dengan melintasi samudra dan mengenal lebih dekat dengan komunitas dan terjadinya interaksi budaya sekaligus ruang mencari nafkah hingga menetap. Maluku menjadi salah satu tujuan pelayaran orang Buton untuk membeli kopra, cengkeh, jambu mete, yang kemudian diangkut dan dijual di Jawa dan Singapura.

    Pesona Kejayaan Jalur Rempah di Surabaya

    Sebagai bagian dari wilayah Kerajaan Majapahit, wilayah Surabaya dahulu menjadi pelabuhan pendamping dan pendukung kegiatan ekonomi pelabuhan era klasik, yakni Tuban dan Gresik. Komoditas rempah yang berasal dari Maluku dan Banda diangkut dengan perahu kecil menuju Bubat melalui aliran Sungai Bengawan Solo dan Brantas. Pasar Bubat yang letaknya tidak jauh dari pusat kekuasaan Trowulan, Mojokerto, merupakan wilayah perniagaan utama Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara, di mana rempah menjadi salah satu primadona yang diperdagangkan.

    Meskipun saat ini sudah tidak menjadi pelabuhan utama, Pelabuhan Rakyat Kalimas yang dibangun pada abad ke-14 masih dinilai penting sebagai pelabuhan tradisional yang menampung perahu pengangkut dari dan menuju Jawa. Berdampingan dengan Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Rakyat Kalimas hari ini masih digunakan para pelayar kecil dan menjadi pelabuhan alternatif bagi nelayan kapal kecil.

    Pasar Pabean yang berlokasi dekat Pelabuhan Kalimas menjadi pusat perkulakan rempah-rempah dan bumbu dapur. Dari Pasar Pabean, rempah masuk ke pedalaman Jawa bagian timur dan menyebrang ke Madura serta ikut mewarnai karakter kebudayaan Jawa Timur yang sangat beragam. Sejak dibangun pada tahun 1849, hingga hari ini Pasar Pabean masih eksis menjalankan perannya sebagai pasar rempah-rempah.

    Jejak Jalur Rempah lainnya di Surabaya masih terlihat jelas di area Jalan Panggung, Kapasan, dan Kembang Jepun yang di masa lampau merupakan sentra dagang bongkar muat dan wilayah peradaban pertemuan berbagai bangsa, seperti Arab, India, dan Tiongkok.

    Demikianlah, keberagaman budaya yang ada di penjuru Nusantara merupakan hasil interaksi budaya yang terjadi akibat adanya perdagangan rempah. Kebudayaan masyarakat asli dengan pendatang berakulturasi dan berasimilasi satu sama lain hingga menghasilkan tradisi-tradisi baru, yang hingga kini kita kenal sebagai kebudayaan Indonesia.(sas/berbagai sumber).

    Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Arsip Prapanca.id

    budaya saya Indonesia jalur rempah susur kultur
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email WhatsApp

    Berita Lainnya

    Tanzih yang Tulus dari Penyair Tawadu’

    Peringatan Tiga Tahun Gamelan Diakui Unesco

    The Secret of Archipelago, Pameran Karya Seni Lukis Kontemporer dan Artefak Usia Ratusan Tahun

    Tari Remo Rasa Zorro, Besutan Edgar Freire dari Ekuador

    Festival Budaya Panji Akan Digelar Secara Nasional di Jakarta

    Lukisan QR Art Johann Wolfgang von Goethe hadir di Pameran UMI

    Leave A Reply Cancel Reply

    iklan
    15 Juni 2025

    Pemerintah Tegaskan Komitmen Dukung Industri Media dan PIP di Era Disrupsi Digital

    15 Juni 2025

    Pertamina Luncurkan Tampilan Baru Website Resmi: Lebih Cerah, Informatif, dan Ramah Pengguna

    14 Juni 2025

    Polda Papua Barat Jalin Sinergi dengan TVRI, Perkuat Informasi Positif dan Edukatif ke Publik

    14 Juni 2025

    Tingkatkan Keselamatan, KAI Divre IV Tanjungkarang Tutup 19 Perlintasan Liar

    11 Juni 2025

    Surabaya Sukses Turunkan Stunting hingga 1,6 Persen: Aplikasi Sayang Warga dan Kader Jadi Kunci

    11 Juni 2025

    Polri Bongkar Sindikat Penyelewengan Elpiji Subsidi di Sidoarjo, 8 Tersangka Ditangkap

    10 Juni 2025

    Mandiri Ciputra Golfpreneur Junior World Championship 2025 Resmi Dibuka

    © 2025 prapanca.id | portal berita dan analisa komunikasi terkini

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.